Senin, 18 Maret 2013
Minggu, 17 Maret 2013
Proposal PTK
PROPOSAL
PTK
“Rendahnya Minat Belajar Siswa dan rendahnya
Nilai Harian Siswa dalam Pembelajaran Fisika di SMP Negeri 2 Batusangkar”
Oleh
:
RITO IRAWAN
15609/2010
KURIKULUM DAN
TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan
adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan
terencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.
Sekolah merupakan suatu wadah atau lembaga formal bagi siswa untuk melakukan
usaha atau kegiatan pendidikan dan pencapaian tujuan pendidikan. Pendidikan
disekolah dilaksanakan secara teratur dan terencana baik itu proses belajar
mengajar (PBM) yang bertujuan agar siswa dapat tumbuh dan berkembang.
Belajar adalah
proses perubahan seseorang menuju perubahan positif. Dalam belajar diharapkan
dapat mengubah perilaku seseorang menjadi lebih baik, adanya perubahan yang
menunjukkan timbulnya keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Berhasil
atau tidaknya suatu pembelajaran siswa
harus dinilai melalui proses yang dibuat sesuai dengan standar nasional
pendidikan. Termasuk didalamnya penggunaan media pembelajaran.
Hal utama yang
menjadi tolak ukur keberhasilan dalam PBM yaitu penggunaan metode pembelajaran
yang sesuai dan cocok diterapkan dengan situasi dan kondisi kelas maupun siswa
dan guru. Karena metode pembelajaran sangatlah penting dalam proses belajar dan
pengajaran dikelas. Tujuannya yaitu untuk meningkatkan cara dan minat siwa
maupun guru dalam proses belajar dan pengajaran.
Metode
pembelajaran yang sesuai sangat berpengaruh bagi guru dalam penyampaian materi
pembelajaran kepada siswa dan akhirnya akan berdampak kepada peningkatan minat
dan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Sehingganya hasil belajar
bisa lebih meningkat dan mencapai hasil yang diharapkan.
Berdasarkan
uraian diatas penulis tertarik untuk memberikan judul proposal ini dengan judul
: “Rendahnya Minat Belajar Siswa dan
rendahnya Nilai Harian Siswa dalam Pembelajaran Fisika di SMP Negeri 2
Batusangkar”.
B.
Fokus
Penelitian
Agar penelitian
ini lebih terfokus, maka peneliti perlu membatasi permasalahan yang akan
dibahas lebih lanjut yaitu :
1.
Sulitnya siswa dalam memahami materi
pelajaran
2.
Siswa sering berolok-olok dalam proses
belajar
3.
Nilai ulangan harian siswa sering
dibawah KKM (kriteria ketuntasan minimal)
C.
Pertanyaan
Penelitian
1.
Apakah metode pengajaran yang digunakan
guru tidak cocok dengan situasi dan kondisi siswa?
2.
Apakah materi yang diajarkan guru tidak
menarik?
3.
Seberapa besar minat siswa dalam
pelajaran fisika?
D.
Tujuan
Penulisan
Tujuan
penelitian dilakukan untuk :
1. Mengetahui
bagaimana guru dalam menerapkan metode pengajaran dikelas terhadap siswa
2. Mengetahui
apakah guru tidak profesional dalam mengajar
3. Kenapa
siswa kurang berinisiatif dan kurang termotivasi dalam belajar
4. Kenapa
hasil nilai harian siswa sering dibawah KKM
E.
Manfaat
Penelitian
1. Bagi
penulis
a.
Mengetahui bagaimana trik yang cocok
bagi seorang guru dalam penyampaian materi dikelas terhadap siswa
b.
Mengetahui perbandingan bagaimana hasil
pembelajaran jika menggunakan metode pembelajaran yang sesuai maupun yang tidak
sesuai
2. Bagi
guru
a.
Dapat mengevaluasi cara mengajarnya
dikelas
b.
Sebagai masukan untuk meningkatkan cara
mengajar yang baik
Memberikan perbandingan penggunaan metode belajar
yang sesuai maupun yang tidak sesuai
Keterampilan Pengelolaan Kelas
KETERAMPILAN PENGELOLAAN KELAS
A.
Pengertian Pengelolaan
Kelas
Proses belajar mengajar di dalam kelas pada hakikatnya
akan melibatkan semua unsur yang ada didalam sekolah yang bersangkutan baik itu
guru, murid, alat-alat yang dipakai, situasi dalam lingkungan kelas, kelas itu
sendiri dan lain-lain. Kelas adalah suatu ruangan
sebagai tempat terjadinya proses interaksi belajar mengajar. Suasana yang baik
dan serasi adalah kelas yang dapat menyediakan kondisi yang kondusif.
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dengan sengaja
dilakukan oleh guru guna
mencapai tujuan pengajaran. Pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan
lingkungan belajar yang baik bagi anak didik sehingga tercapainya tujuan
pengajaran secara efektif dan efisien. Ketika kelas terganggu guru berusaha
mengembalikannya agar tidak menjadi penghalang bagi proses belajar mengajar.
Maka dari itulah pengelolaan kelas sangat penting untuk di ketahui oleh
siapapun yang terlibat dalam dunia pendidikan.
Dalam proses pengelolaan kelas, seorang guru hendaknya
mampu merasakan, menilai serta mengoreksi keberhasilannya dalam mengelola
kelasnya sendiri, agar sesuai dengan tujuan dan harapan untuk mencapai
kesuksesan pribadi maupun bagi siswa sehingga dapat mencapai kepuasan dan
siswapun dapat merasakan kesenangan dan kenyamanan sesuai dengan yang
diharapkan.
Keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan yang
menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya ke
kondisi optimal jika terjadi yang dimungkinkan dapat mengganggu kegiatan, baik
dengan cara mendisiplinkan ataupun melakukan kegiatan remedial.
Dengan demikian keterampilan pengelolaan kelas adalah
keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal
dan mengembalikan bila ada gangguan dalam proses interaksi edukatif.
I.
Jenis-jenis Pengelolaan
Kelas
Kelas
harus dirancang dan dikelola dengan sukses agar memberi hasil yang maksimal.
Pendekatan pengelolaan kelas tergantung pada kemampuan, pengetahuan, sikap guru
terhadap proses pembelajaran dan hubungan siswa yang mereka ciptakan. Untuk itu
seorang guru terlebih dahulu melihat bagaimana jenis kelas yang akan dikelola.
Ada beberapa jenis kelas yang harus diperhatikan oleh guru yaitu:
1.
Jenis kelas yang selalu
gaduh.
2.
Jenis kelas yang termasuk
gaduh tetapi suasananya lebih positif.
3.
Jenis kelas yang tenang dan
disiplin.
Untuk menciptakan
suasana yang dapat menumbuhkan gairah belajar, meningkatkan prestasi belajar
siswa, dan lebih memungkinkan guru memberikan bimbingan dan bantuan terhadap
siswa dalam belajar, di perlukan pengorganisasian kelas yang memadai. Pengorganisasian
kelas adalah suatu rentetan kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan
organisasi kelas yang efektif, yang meliputi :
1.
Tujuan pengajaran
Tujuan pengejaran merupakan
pangkal tolak keberhasilan dalam mengajar.
2.
Waktu
Waktu yang tersedia
hendaknya diisi dengan kegiatan-kegiatan, yang selain menggairahkan siswa untuk
belajar juga dapat memberikan hasil belajar yang produktif.
3.
Pengaturan ruang belajar
Agar tercipta suasana yang
menggairahkan dalam belajar, perlu diperhatikan ruang belajar.
4.
Pengaturan siswa dalam
belajar
Kegiatan belajar siswa
disesuaikan dengan minat dan kebutuhan siswa itu sendiri.
II.
Tujuan Pengelolaan Kelas
Pengelolaan
kelas yang dilakukan guru bukan tanpa tujuan, karena ada tujuan itulah guru
selalu berusaha mengelola kelas, walaupun terkadang kelelahan fisik maupun
pikiran dirasakan, guru sadar tanpa mengelola kelas dengan baik maka akan
menghambat kegiatan belajar mengajarnya. Secara
umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam
kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional dan intelektual dalam
kelas.
Adapun
tujuan dalam mengelola kelas yaitu sebagai berikut:
1.
Mengembangkan kemampuan
peserta didik secara optimal
2.
Menghilangkan hambatan dan
pelanggaran disiplin
3.
Mempertahankan keadaan yang
stabil dalam suasana kelas
4.
Membimbing perbedaan
individu
5.
Mengatur semua perlengkapan
dan peralatan
III.
Komponen Keterampilan Pengelolaan
Kelas
Keterampilan
mengelola kelas terbagi dalam dua jenis keterampilan utama yaitu : 1.
Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi
belajar yang optimal, dan 2. Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian
kondisi belajar yang optimal. Yang pertama disebut juga keterampilan yang
bersifat preventif dan yang kedua disebut keterampilan yang bersifat represif.
A. Keterampilan yang
berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal.
Keterampilan
ini bekaitan dengan kemampuan guru mengambil inisiatif dan mengendalikan
pelajaran-pelajaran
serta kegiatan terdiri dari 6 keterampilan, yaitu:
1.
Menunjukkan sikap tanggap
Keterampilan ini menggambarkan tingkah laku guru kepada
siswa bahwa guru sadar serta tanggap terhadap perhatian keterlibatan, malahan
juga tanggap terhadap ketidakacuhan dan ketidakterlibatan mereka dalam kegiatan
di kelas. Kesan ketanggapan ini dapat ditunjukkan
dengan berbagai cara seperti berikut :
a.
Memandang secara seksama
dapat mengundang dan melibatkan siswa dalam kontak pandang serta interaksi
antar pribadi yang dapat ditampakkan dalam pendekatan guru untuk berdialog,
bekerjasama, dan menunjukkan rasa persahabatan.
b.
Gerak guru dalam posisi
mendekati kelompok kecil atau individu menandakan kesiagaan, minat, dan
perhatian terhadap tugas serta aktivitas siswa.
c.
Tanggapnya guru dapat
engkomunikasikan kepada siswa melalui pertanyaan kegiatan belajar serta siap
untuk memberi respon terhadap kebutuhan siswa di kelas.
d.
Memberikan reaksi terhadap
gangguan dan ketakacuhan maka guru dapat memberikan reaksi dalam bentuk
teguran. Teguran haruslah diberikan pada saat yang tepat serta dialamatkan pada
sasaran yang tepat.
2.
Membagi perhatian
Penglolaan
kelas yang efektif terjadi bila guru mampu membagi perhatiannya kepada beberapa
kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama. Membagi perhatian dapat
dilaksanakan dalam dua cara, yaitu:
a)
Visual
Dalam
hal ini guru mengalihkan pandangannya dari satu kegiatan kepada kegiatan yang
lain sedemikian rupa sehingga ia mengadakan suatu kontak pandang yang singkat
terhadap sekelompok siswa atau seorang siswa secara individu. Hal
ini menunjukan perhatian guru terhadap siswa tertentu namun tidak kehilangan
keterlibatannya dengan kelompok atau siswa yang lain.
b)
Verbal
Guru dapat komentar singkat
terhadap aktivitas seseorang siswa yang dilihatnya atau yang dilaporkan oleh
siswa tersebut, sementara itu ia terlibat dalam supervise atau memimpin
kegiatan siswa yang lain.
Penggunaan
teknik visual maupun verbal ini menunjukkan bahwa guru menguasai kelas, dan
terutama digunakan dalam mengajar kelompok kecil atau mengajar atas dasar
perbedaan individu.
3.
Memusatkan perhatian
kelompok
Keterlibatan siswa dalam kegiatan
belajar dapat dipertahankan apabila dari waktu ke waktu, guru mampu memusatkan
kelompok terhadap tugas-tugas yang dilakukan. Hal ini dapat dilaksanakan dengan
cara-cara berikut:
a.
Menyiagakan siswa.
Caranya adalah memusatkan perhatian siswa pada suatu tugas dengan menciptakan
suatu situasi yang mempesonakan atau menarik perhatian, sebelum guru
menyampaikan pertanyaan, atau mengemukakan suatu topik pelajaran.
b.
Menuntut tanggung jawab
siswa. Hal ini berhubungan dengan cara guru memegang teguh kewajiban dan
tanggung jawab yang dilakukan siswa, serta keterlibatan mereka dengan
tugas-tugas.
4.
Memberikan
petunjuk-petunjuk yang jelas
Komponen ini berhubungan
dengan petunjuk guru yang disampaikan secara jelas dan singkat kepada siswa,
baik untuk seluruh kelas, kelompok maupun perorangan. Dalam kegiatan harian di
kelas guru sering kali perlu memberikan petunjuk-petunjuk khusus kepada siswa
tentang aspek-aspek dari pelajaran, tentang suatu kegiatan tertentu, atau tentang pola tingkah
laku mereka. Untuk hal ini, petunjuk guru haruslah bersifat langsung, dengan
bahasa yang jelas, dan tidak membingungkan serta dengan tuntutan yang wajar
yang dapat dipenuhi oleh
siswa.
5.
Menegur
Teguran
verbal yang efektif harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a)
Tegas dan jelas tertuju
kepada siswa yang mengganggu serta kepada tingkah lakunya yang harus
dihentikan.
b)
Menghindari peringatan yang
kasar dan menyakitkan atau mengandung penghinaan.
c)
Menghindari ocehan atau
ejekan, lebih-lebih yang berkepanjangan.
Guru dan siswa dapat membuat aturan-aturan
atau prosedur-prosedur tertentu sebagai bagian daripada “memberikan
peringatan”. Hal inipun dimaksudkan untuk memperkecil “ancaman” atau dominasi
guru, sebaliknya menanamkan disiplin diri siswa sendiri.
6.
Memberi penguatan
Tujuan dan cara penggunaan
komponen keterampilan memberikan penguatan dapat digunakan untuk mengatasi
siswa yang tidak mau terlibat dalam kegiatan belajar atau mengganggu temannya.
Dalam hal ini guru dapat menggunakan dua macam cara, yaitu:
a)
Guru dapat memberikan
penguatan kepada siswa yang mengganggu yaitu dengan jalan “merespon atau
mendekati” siswa tersebut ketika ia sedang melakukan tingkah laku yang wajar
yang menunjukkan keterlibatannya dalam tugas dan juga berusaha “merespon dan
mendekati” pada waktu ia bertingkah laku tidak wajar, kemudian menegurnya. Jadi
maksudnya agar sikap yang wajar dari siswa tersebut timbul kembali.
b)
Guru dapat memberikan
berbagai komponen penguatan kepada siswa lain yang bertingkah laku wajar, dan
dengan demikian menjadi contoh atau teladan tentang tindakan positif bagi siswa
yang suka mengganggu.
B. Keterampilan yang
berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal
Keterampilan
ini berkaitan dengan respon
guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan. Beberapa strategi yang dapat
digunakan oleh guru:
I.
Memodifikasi tingkah laku
Lima langkah di dalam
mengorganisir pendekatan modifikasi tingkah laku, yaitu:
a)
Merinci secara tepat
tingkah laku yang menimbulkan masalah berupa gangguan, atau tidak terlibat dala
tugas, kemudian mencatat kekerapan dari tingkah laku tersebut.
b)
Memilih suatu norma atau
tolak ukur yang realistic untuk tingkat tingkah laku yang akan menjadi tujuan
dalam program remedial yang akan dilaksanakan.
c)
Guru dapat bekerjasama
dengan rekan sekerja, orang tua, atau konselor untuk mengorganisir suatu
pengamatan dan sistem penyimpangan data atau catatan dalam program tersebut
utnuk mengukur perubahan tingkah laku, dan untuk melaporkan kemajuan atau
perkembangannya kepada siswa dan orang tua.
d)
Guru memilih dengan
teliti tingkah laku yang akan diperbaiki setelah dipertimbangkan tingkah laku
yang lebih mudah utnuk diubah, tingkah laku yang paling mengganggu dan
menjengkelkan yang sering muncul.
e)
Guru harus mempunyai
berbagai cara yang luas dan pola penguatan yang siap untuk digunakan dalam
meningkatkan tingkah laku yang diinginkan, mengajar tingkah laku yang baru,
atau mengurangi dan menghilangkan tingkah laku yan gtidak diinginkan.
II.
Pengelolaan kelompok
Pendekatan
pemecahan masalah kelompok dapat dikerjakan oleh para guru sebagai salah satu
alternative dalam mengatasi masalah-masalah pengelolaan kelas. Ada dua jenis
keterampilan yang diperlukan dalam hal ini, yaitu:
a)
Memperlancar tugas-tugas.
Kegiatan ini meliputi empat pola pada tingkah laku gutu, yaitu:
§
Mengusahakan terjadinya
kerjasama dan kesatuan dalam tugas.
§
Menetapkan stadar dan
mengkoordinasikan prosedur kerja.
§
Memperbaiki kondisi di
dalam sistem dengan menggunakan pemecahan masalah melalui diskusi, analisis
serta saran-saran siswa mengenai masalah kelas, dan
§
Memodifikasi kondisi di
kelas kea rah yang lebih baik.
b)
Memelihara
kegiatan-kegiatan kelompok. Tugas ini meliputi tiga jenis pola tingkah laku
guru untuk mendukung dan memelihara kegiatan-kegiatan kelompok, yaitu:
§
Memelihara dan memulihkan
semangat siswa.
§
Menangani konflik yang
timbul, dan
§
Meminimalkan
masalah-masalah pengelolaan.
III.
Menemukan dan memecahkan
tingkah laku yang menimbulkan masalah
Pendekatan untuk menangani tingkah laku yang
menimbulkan masalah di kelas haruslah berdasarkan pada dua premis, yaitu:
a)
Bahwa tingkah laku yang
keliru merupakan gejala yang timbul oleh satu atau sejumlah sebab, dan
b)
Bahwa luasnya tindakan
yang akan diambil untuk mengidentifikasi dan memperbaiki sebab-sebab dasar
tersebut akan sangat menentukan berkurangnya tingkah laku yang keliru.
IV.
Hal-hal yang Perlu
Diperhatikan
Agar
mampu mengelola kelas secara efektif, maka guru harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1.
Kehangatan dan keantusiasan
guru sangat berperan dalam menciptakan iklim kelas yang menyenangkan.
2.
Kata-kata dan tindakan guru
yang dapat menggugah siswa untuk belajar dan berprilaku baik akan mengurangi
kemungkinan munculnya prilaku yang menyimpang.
3.
Penggunaan variasi dalam
mengajar dapat mengurangi terjadinya gangguan.
4.
Keluwesan guru dalam
kegiatan pembelajaran dapat mencegah munculnya gangguan.
5.
Guru harus selalu
menekankan hal-hal yang positif dan menghindari pemindahan perhatian pada
hal-hal yang negatif.
6.
Guru hendaknya mampu
menjadi contoh dalam menanamkan disiplin diri sendiri.
7.
Guru hendaknya menghindari
terjadinya hal-hal berikut:
·
Mencampuri kegiatan siswa,
secara berlebihan.
·
Kelenyapan, berhentinya
satu penjelasan atau kegiatan yang seharusnya masih berlangsung. Hal ini
misalnya terjadi karena guru kehabisan kata-kata ketika menjelaskan, sehingg
siswa harus menunggu.
·
Ketidak tepatan memulai dan
mengakhiri kegiatan, karena hal ini menyebabkan kegiatan tidak tuntas.
·
Penyimpangan yang
berlarut-larut dari pokok pembahasan (misalnya menceritakan humor yang tidak
ada kaitannya dengan pelajaran).
·
Bertele-tele, yaitu
mengulangi hal-hal tertentu sampai membosankan.
·
Mengulangi penjelasan yang
tidak perlu, karena akan menghambat jalannya kegiatan.
B.
Keteranpilan Mengajar
Kelompok Kecil dan Perorangan
Komponen Secara fisik bentuk
pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3 sampai 8 orang
untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Pengajaran kelompok kecil
dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap
siswa serta terjadinyahubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa dengan
siswa.ketrampilan yang digunakan adalah :
a. Keterampilan mengadakan
pendekatan secara pribadi
Salah satu prinsip pembelajaran
dalam kelompok kecil dan perorangan adalah terjalinnya keakraban antara siswa
dan guru. Hal ini bisa terwujud jika guru memiliki keterampilan komunikasi yang
baik secara pribadi. Keterampilan ini memungkinkan guru untuk menciptakan
suasanan yang terbuka sehingga siswa bisa mengemukakan segala pikiran dan
pemasalahan yang dihadapinya. Suasana ini dapat dilakukan dengan berbagai cara,
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Menunjukkan
kepekaan dan kehangatan terhadap kebutuhan siswa.
2. Mendengarkan
secara simpatik ide-ide yang dikemukakan oleh siswa.
3. Memberikan
respon positif terhadap pikiran siswa.
4. Membangun
hubungan yang saling mempercayai.
5. Menunjukkan
kesiapan untuk membantu siswa tanpa kecenderungan untuk mengambil alih tugas
siswa.
6. Menerima
perasaan siswa dengan penuh pengertian dan keterbukaan.
7. Berusaha
mengendalikan situasi hingga siswa merasa aman dan menemukan alternatif pemecahan masalah yang dihadapinya.
b. Keterampilan Mengorganisasikan
Dalam proses pembelajaran dalam
kelompok kecil ataupun perorangan , guru berperan sebagai organisator, dimana
gurulah yang berperan mengatur dan memonitor kegiatan pembelajaran mulai dari
awal sampai akhir. Dalam hal ini guru
memerlukan keterampilan untuk melakukan beberapa hal berikut ini :
1. Memberi
orientasi umum tentang tujuan, tugas, atau
masalah yang akan dipecahkan sebelum kelompok/perorangan mengerjakan
berbagai kegiatan yang telah ditetapkan bersama.
2. Menvariasikan
kegiatan, mencakup penetapan, ruang kerja, peralatan, cara kerja, aturan yang
perlu dilaksanakan, serta alokasi waktu untuk kegiatan tersebut.
3. Membentuk
kelompok yang tepat dalam jumlah tingkat kemampuan dan lain-lain hingga siap mengerjakan tugasnya dengan sumber yang telah
tersedia.
4. Mengkoordinasikan
kegiatan dengan cara melihat kemajuan
serta penggunaan materi dan dan sumber hingga dapat memberika bantuan
pada saat yang tepat.
5. Membagi-bagi
perhatian pada berbagai tugas dan kebutuhan sisw, hingga guru siap datang
membantu siapa saja yang membutuhkannya.
6. Mengakhiri
kegiatan dengan suatu kulminasi, dapat berupa
laporan hasil yang dicapai siswa kemudian disertai dengan penyimpulan tentang kemajuan yang
dicapai siswa dalam kegiatan tersebut.
c. Keterampilan Membimbing dan Memudahkan Belajar
Keterampilan ini memungkinkan guru
membantu sisw untuk maju tanpa mengalami frustasi. Hal ini dapat dicapai bila
guru memiliki keterampilan-keterampilan berikut :
1. Memberikan
penguatan yang sesuai dalam bentuk kualitas dan kuantitas karena pada dasarnya
penguatan merupakan dorongan yang penting bagi siswa untuk maju.
2. Mengembangkan
supervisi proses awal yaitu mencakup sikap tanggap guru terhadap siswa secara peroranganmaupun keseluruhan yang
memungkinkan guru melligat apakah segala sesuatu berjalan dengan lancar dan
memadai. Bimbingan yang diberikan guru
merupakan jaminan bagi tumbuhnya
semangat dan kepercayaan diri siswa untuk melakukan kegiatan.
3. Mengadakan
supervisi proses lanjut yang memusatkaan perhatian pada penekanan dan pemberian
bantuan secara efektif setelah kegiatan
berlangsung.. hal ini menuntut keterampilan guru untuk melakukan interaksi
antara siswa dan guru, interaksi tersebut dapat berupa :
a. Memberikan
pelajaran atau bimbingan tambahan pada siswa tertentu, baik secara kelompok
ataupun perorangan.
b. Melibatkan
diri sebagai peserta dengan hak dan kewajiban yang sama dengan siswa. Kehadiran
guru sebagai peserta aktif merupakan motivasi bagi siswa hingga siswa menyadari
potensinya sendiri.
c. Memimpin
diskusi bila perlu.
d. Bertindak
sebagai katalisator, yaitu meningkatkan kemampuan siswa untuk berfikir atau
belajar melalui pertanyaan, komentar, dan saran.
4. Mengadakan
supervisi pemaduan yang memusatkan perhatian pada penilaian pencapaian tujuan
dari berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka menyiapkan pelaksanaan rangkuman dan pemantapan yang pada akhirnya memungkinkan
siswa saling belajar, serta memperoleh wawasan secara menyeluruh tentang
kegiatan tersebut. Supervisi ini dilakukan oleh guru dengan mendatangi setiap kelompok, menilai
kemajuannya, serta menyiagakan mereka untuk megikuti kegiatan akhir. Salah satu
cara yang efektif untuk maksud ini
adalah mengingatkan siswa akan waktu
yang masih tersisa untuk menyelesaikan tugas.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmad
Rohani. (2004). Pengelolaan
Pengejaran Edisi Revisi. Jakarta: PT. Remaja Rineka Cipta.
Conny
Semiawan, dkk. (1992). Pendekatan
Keterampilan Proses. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Dadang
Sukirman dkk. (2006), Pembelajaran
Mikro. Bandung: Upi Press.
Erni Purwati, dkk. (2009). Microteaching. Surabaya: Aprinta.
Masnur
Muslich. (2000). KTSP Pembelajaran
Berbasis Kompetensi dan Kontekstual Panduan Guru, Kepala Sekolah dan Pengawasan
Sekolah. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Muhammad Azhar. (1993). Proses Belajar Mengajar. Surabaya:
Usaha Nasional.
Mulyasa.
(2000). Menjadi Guru Profesional
Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Radno
Harsanto. (2007). Mengelola Kelas yang
Dinamis Paradigma Baru Pembelajaran Menuju Kompetensi Siswa. Yogyakarta:
Kanisius Anggota IKAPI.
http//Www.Astitirahayui.Wordpress.Com/2012/03/07/Pengertian-pengelolaan-kelas.
Langganan:
Postingan (Atom)